Seseorang yang ingin memiliki kekuatan batin bersumber dari tenaga          Ilahiyah harus memperhatikan makanannya. Baginya pantang kemasukan          makanan yang haram karena keberadaannya akan mengotori hati.          Makanan yang haram akan membentuk jiwa yang kasar dan tidak religius.          Makanan yang haram disini bukan hanya dilihat dari jenisnya saja ( Misal          ; Babi, bangkai, dll. ), tapi juga dari cara dan proses untuk          mendapatkan makanan tersebut.         
                Efek          dari makanan yang haram ini menyebabkan jiwa sulit untuk diajak menyatu          dengan hal-hal yang positif, seperti : dibuat zikir tidak khusuk,          berdo'a tidak sungguh-sungguh dan hati tidak tawakal kepada Allah.
         
                Daging          yang tumbuh dari makanan yang haram selalu menuntut untuk diberi makanan          yang haram pula. Seseorang yang sudah terjebak dalam lingkaran ini sulit          untuk melepaskannya, sehingga secara tidak langsung menjadikan hijab          atau penghalang seseorang memperoleh getaran/ cahaya Illahiyah.
         
         Disebutkan,          setitik makanan yang haram memberikan efek terhadap kejernihan hati.          Ibarat setitik tinta yang jatuh diatas kertas putih, semakin banyak          unsur makanan haram yang masuk, ibarat kertas putih yang banyak ternoda          tinta. Sedikit demi sedikit akan hitamlah semuanya.
         
         Hati yang gelap          menutupi hati nurani, menyebabkan tidak peka terhadap nilai-nilai          kehidupan yang mulia. Seperti kaca yang kotor oleh debu-debu, sulitlah          cahaya menembus nya. Tapi dengan zikir dan menjaga makanan haram, hati          menjadi bersih bercahaya.
         
         Begitu halnya          jika anda menghendaki dijaga para malaikat Allah, jangan kotori diri          anda dengan darah dan daging yang tumbuh dari makanan yang haram. Inilah          mengapa para ahli Ilmu batin sering menyarankan seorang calon siswa yang          ingin suatu ilmu agar memulai suatu pelajaran dengan laku batin seperti          puasa.
         
         Konon, puasa          itu bertujuan menyucikan darah dan daging yang timbul dari makanan yang          haram. Dengan kondisi badan yang bersih, diharapkan ilmu batin lebih          mampu bersenyawa dengan jiwa dan raga. Bahkan ada suatu keyakinan bahwa          puasa tidak terkait dengan suatu ilmu. Fungsinya hanya untuk          mempersiapkan wadah yang bersih terhadap ilmu yang akan diwadahinya.
         
          
         
         5.          Berpantang Dosa Besar.
         
         Berpantang          melakukan dosa-dosa besar juga dalam upaya membersihkan rohani. Di mana          secara umum kemudian dikenal pantangan Ma-Lima yaitu : Main, Madon,          Minum, Maling dan Madat, yang artinya berjudi, zina, mabuk-mabukan,          mencuri dan penyalahgunaan narkotika.
         
         Walau lima hal          ini belum mencakup keseluruhan dosa besar tetapi kelimanya diyakini          sebagai biang dari segala dosa. Judi umpamanya, seseorang yang sudah          terlilit judi andaikan ia seorang pemimpin maka cendrung korup dan hanya          kecil kejujuran yang masih tersisa padanya.
         
         Begitu halnya          dengan perbuatan seperti zina, mabuk-mabukan, mencuri, dan          menyalahgunakan narkotika diyakini sebagai hal yang mampu menghancurkan          kehidupan manusia. Karena itu orang yang ingin memiliki kekuatan batin          yang hakiki hendaknya mampu menjaga diri dari lima perkara ini.
         
         Seseorang yang          sudah  "Kecanduan" satu diantara yang lima perkara ini bukan          hanya rendah dipandang Allah, dipandangan manusia biasa pun ikut rendah.          Nurani yang kotor menyebabkan do'a-do'a tidak terkabul.
         
         Beberapa          langkah apabila dilakukan secara konsekuen, Insya Allah menjadikan          manusia "Sakti" Dunia Akhirat. Getaran batinnya kuat, ibarat          voltage pada lampu yang selalu di tambah getarannya sementara kaca yang          melingkari lampu itu pun selalu dibersihkan melalui laku-laku yang          positif.
         
         Hikmah suatu          amalan (bacaan) biasanya terkait dengan perilaku manusianya. Dalam          hadistnya Turmudzi meriwayatkan, "Seseorang yang mengucapkan Laa          ilaha illallah dengan memurnikan niat, pasti dibukakan untuknya          pintu-pintu langit, sampai ucapannya itu dibawa ke Arsy selagi dosa-dosa          besar dijauhi".
         
         Hadist ini bisa          ditafsiri bahwa suatu amalan harus diimbangi dengan pengamalan. Adanya          keselarasan antara ucapan mulut dengan tindakan menyebabkan orang itu          mencapai hakikatnya "Kekuatan-Kesaktian".
         
          
         
         6. Berhati Ikhlas          Berpantang Tamak.
         
                          Seseorang yang memiliki hati ikhlas, tidak rakus dengan dunia lebih          memiliki kepekaan dalam menyerap pelajaraan ilmu batin. Secara logika,          orang yang berhati ikhlas lebih mudah memusatkan konsentrasinya pada          satu titik tujuan, yaitu persoalan yang dihadapinya.
         
                         Disebutkan bahwa orang yang berhati ikhlas diperkenankan Allah SWT untuk          : Berbicara, Melihat, Berpikir dan Mendengar bersama dengan Lidah,          Mata, Hati dan Telinga Allah ( baca hadist Thabrani ).
         
                         Hati yang ikhlas identik dengan ketiadaan rasa tamak. Orang yang          memiliki sifat ikhlas dan tidak tamak amat disukai manusia. Rasullullah          SAW pernah didatangi seorang sahabat yang ingin meminta resep agar          disukai Allah SWT dan disukai sesama manusia. Rasullullah bersabda : "Jangan          rakus dengan Harta Dunia, tentu Allah akan menyenangimu, dan jangan          tamak dengan hak orang lain, tentu banyak orang yang menyenangimu ".
         
                Hadist          ini jika dikaitkan dengan kehidupan para spiritualis mereka memiliki          power pertama kali disebabkan karena kharismanya, jika seseorang itu          banyak disukai sesamanya maka apa yang diucapkan pun akan dipercaya.          Sebaliknya walau orang itu berilmu tinggi tetapi kalau tidak disukai          sesamanya maka apa yang diucapkannya pun tidak akan ada yang menggubris.
         
          7.          Bersedekah ( Dermawan ).
         
                        Bersedekah selain untuk tujuan ibadah sosial juga memiliki pengaruh          terhadap menyingkirnya bahaya. Banyak hadist membahas masalah sedekah          berkaitan dengan tolak-balak. Dengan banyak bersedekah, seseorang akan          memperoleh limpahan rezeki dan kemenangan.
         
         Rasullullah SAW          bersabda : "Wahai Manusia !! Bertobatlah Kamu kepada Allah sebelum          mati, segeralah Kamu beramal saleh sebelum Kamu sibuk, sambunglah          hubungan dengan Tuhanmu dengan memperbanyak zikir dan memperbanyak amal          sedekah dengan rahasia maupun terang-terangan. Tuhan akan memberi Kamu          rezeki, pertolongan dan kemenangan". (HR Jabir RA)
         
                Dalam          kehidupan bermasyarakat kita bisa melilhat hikmah dari sedekah ini.          Seseorang yang memiliki jiwa dermawan amat disukai sesamanya. Logikannya          jika orang itu disukai banyak orang maka ia jauh dari bahaya.
         
                Kisah          nyata terjadi pada suatu daerah. Dua orang yang sama-sama memiliki ilmu          batin memiliki kebun mangga. Ketika hampir musim panen, mangga dari          seorang dermawan itu tidak ada yang mencurinya, sebaliknya kebun mangga          yang milik orang bakhil itu banyak dicuri anak-anak muda.
         
                         Disinyalir, pencurian itu terjadi karena unsur  "Tidak Suka"          dengan pemilik kebun. Sedangkan anak-anak muda itu mengapa tidak mau          mencuri kebun milik sang dermawan, rata-rata mereka mengutarakan          keengganannya "Ah dia orang baik kok kita kerjain" katanya, nah          anda ingin menang dan sakti dunia akhirat ?? perbanyaklah sedekah.
         
          
         
         8. Mengurangi Makan          dan Tidur.
         
                          Sebuah laku tirakat yang universal yang berlaku untuk seluruh makhluk          hidup adalah puasa. Ulat agar bisa terbang menjadi kupu-kupu harus          berpuasa terlebih dahulu, ular agar bisa ganti kulit harus puasa          terlebih dahulu dan ayam agar bisa beranak pun harus puasa terlebih          dahulu.
         
                Secara          budaya banyak hal yang dapat diraih melalui puasa. Orang-orang terdahulu          tanpa mempermasalahkan sisi ilmiahnya aktivitas puasa telah berhasil          mendapatkan segala daya linuwih atau keistimewaan melalui puasa yang          lazim disebut tirakat.
         
                Para          spiritualis mendapatkan Wahyu maupun Wisik ( Petunjuk ghoib melalui          puasa terlebih dahulu ). Dan tradisi itu masih terus dilestarikan          orang-orang zaman sekarang. Intinya sampai kapanpun orang tetap meyakini          dengan mengurangi makan dalam hal ini adalah puasa, seseorang akan          memperoleh inspirasi baru, intuisi.
         
                Tradisi          kita, ketika secara budaya sudah tiada lagi tempat untuk bertanya,          melalui puasa seseorang bisa mendapatkan telinga yang baru dan ketika ia          tak lagi mampu berkata, dengan puasa seseorang mampu memperoleh mulut          yang baru.
         
         Secara logika,          puasa adalah bentuk kesungguhan yang diwujudkan melalui melaparkan diri.          Hanya orang-orang yang sungguh-sungguh saja yang sanggup melakukannya.          Aktivitas ini jika ditinjau dari sisi ilmu batin, menunjukan bahwa          kesungguhan memprogram niat itu yang akan menghasilkan          kelebihan-kelebihan.
         
         Hati yang          diprogram dengan singguh-sungguh akan menghasilkan seseuatu yang luar          biasa. Karena itu dalam menempuh ilmu batin, aktivitas puasa mutlak          dibutuhkan. Karena didalam puasa itu tidak hanya bermakna melaparkan          diri semata. Lebih dari itu, berpuasa memiliki tujuan manonaktifkan          nafsu syaithoni.
         
         Non aktifnya          nafsu secara tidak langsung meninggikan taraf spiritual manusia,          sehingga orang-orang yang berpuasa do'a nya makbul dan apa yang terusik          dalam hatinya sering menjadi kenyataan.
         
         Menurut Imam          Syafi'i dengan berpuasa seseorang terhindar dari lemah beribadah, berat          badanya, keras hatinya, tumpul pikirannya dan kebiasaan mengantuk. Dari          penyelidikan ilmiah puasa diyakini memiliki pengaruh terhadap kesehatan          manusia.
         
         Orang-orang          terdahulu memiliki ketajaman mata batin dan manjur Ilmu kanuragannya          karena kuatnya dalam Laku Melek atau mengurangi tidur malam hari. Bahkan          burung hantu yang dilambangkan sebagai lambang ilmu pengetahuan pun          disebabkan karena kebiasannya "Tafakur " pada malam hari.
         
         Dalam filosofi          ilmu batin, memperbanyak tafakur malam hari menyebabkan seseorang          memiliki "Mata Lebar", yaitu ketajaman dalam melihat dan membaca          apa-apa yang tersirat dibalik kemisterian alam semesta ini.
         
         Bahkan ketika          agama Islam datang pun membenarkan informasi sebelumnya yang dibawa oleh          agama lain. Hanya Islam yang menginformasikan bahwa dengan ber-Tahajud          ketika orang lain terlelap dalam tidur, menyebabkan orang itu akan          ditempatkan Allah SWT pada tempat yang terpuji.
         
         Pada keheningan          malam terdapat berbagai hikmah. Melawan "Nafsu" tidur menuju          ibadah kepada Allah SWT dan dalam suasana hening itu konsentrasi mudah          menyatu. Saat inilah Allah SWT memberikan keleluasaan kepada          hamba-hamba-Nya guna memohon apa saja yang diinginkan.
         
         Banyak para          spiritualis yang memiliki keunikan dalam ilmu batin bukan karena          banyaknya ilmu dan panjangnya amalan yang dibacanya, melainkan karena          laku prihatin pada malam harinya. Insya Allah seseorang yang membiasakan          diri tafakur dan beribadah pada malam hari, maka Allah SWT akan          memberikan keberkahan dalam ilmu-ilmunya.
         
          
         
         9. Zikir Kalimah          Toyyibah.
         
                          Ada hal-hal yang tersembunyi dibalik zikir kalimah Toyyibah "La ilaha          illallah" pertama, zikir ini disebut sebagai sebaik-baiknya zikir,          berdasarkan hadist riwayat Nasa'i, Ibnu Majjah, Ibnu Hibban, dan Hakim "Afdhaluzd dzikri La ilaha Illallaahu" yang artinya : sebaik-baik          zikir adalah La ilaha illallah.
         
         Kemudian pada          hadist yang lain disebutkan bahwa dengan zikir kalimah Toyyibah ini          menyebabkan pintu langit terbuka, selagi yang membaca kalimah itu orang          yang menjauhi dosa-dosa besar. Sedangkan dengan mengamalkan zikir          kalimah ini, sepanjang zikir ini diamalkan secara tulus ikhlas mengharap          ridho Allah SWT, justru Allah yang akan mengatur potensi manusia.          
         
         Dalam hadist          Qudsy tersurat : "Barang siapa disibukkan zikir kepada-Ku sehingga          tidak sempat memohon dari-Ku maka Aku akan memberikan yang terbaik dari          apa saja yang Ku berikan".
         
                           Artinya : hikmah dari zikir kalimah Toyyibah itu, seseorang akan diberi          karunia oleh Allah SWT walau jenis karunia itu tidak dimintanya. Ini          Yang disebut dengan rezeki yang tak terduga-duga.
         
         Hikmah lain,          dari membiasakan diri berzikir kalimah "La ilaha illallah ",          secara tidak langsung berarti merekam kalimat itu pada alam bawah sadar          manusia. Seseorang dalam kondisi kritis, kalimat yang reflek muncul dari          alam bawah sadarnya adalah kalimat yang paling akrab dengan lidah dan          hatinya.
         
         Maka, seseorang          yang istiqomah dalam zikir kalimah "La ilaha illallah ", bila          saat sakaratul maut hendak menjemput, Insya Allah kalimat itu yang akan          muncul dari mulutnya. Dengan demikian berlakulah janji Allah SWT bahwa          seseorang yang diakhir hayatnya mengucapkan kalimat "La ilaha          illallah",  maka sorgalah balasannya.
         
         Menyimak          hal-hal dibalik kalimah Toyyibah ini, ada dua keuntungan yang bisa kita          raih. Pertama keuntungan dunia berupa ketenangan hati akibat bias dari          aktivitas zikir, juga keuntungan dunia berupa datangnya karunia yang          dilimpahkan yang lebih baik dibanding hamba lain yang meminta.
         
         Sedangkan          pahala akhiratnya adalah menemui kematian dengan Khusnul Khotimah.          Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang memperoleh keuntungan dunia          akhirat. Amin.
         
          
         
         10.          Memakai Wewangian.
         
                          Kalau kekuatan fisik seseorang ditentukan dari ototnya. Kekuatan ilmu          batin ditentukan dari roh. Memperkuat roh, salah satu caranya dengan          wewangian. Karena itu orang yang sedang mempelajari ilmu batin atau          ingin melestarikan kekuatan ilmu batin dalam jiwa raganya, ia dituntut          selalu mengenakan wewangian.
         
         Disebutkan,          wewangian amat dibenci setan dan disukai para malaikat. Pengertian "Wangi" disini bukan sekedar wangi karena bau minyak wangi. Wangi yang hakiki          adalah wanginya kepribadian, dan itu berarti Ahlakul Karimah. Tentu          saja, melengkapi antara syareat dan hakikat itu seseorang memang          disunahkan memakai wewangian sekaligus menghiasi diri dengan Ahlak yang          baik.